Petualangan
Suatu malam dalam lenaku
Aku masuk ke ‘kota’
Seorang diri...
Hiruk pikuk kota
Buat jiwaku resah gelisah
Aku terasa mahu pulang
Kerana sudah sampai ketikanya aku
Mencari intan permata dengan saduran cahaya Nilam Sari
Turath – saka warisan nendaku
Yang sayugia akulah yang mewarisi lewat usiaku ini.
Aku mengundur ke belakang
Coba berpatah balik
Keluar dari kegilaan kota itu
Setapak lagi melangkah sempadan
Tanganku ditarik ‘mereka’
Yang ‘mereka’ itu aku kenal zahir mereka
Walhal batinnya, Tuhan sahaja.
Mereka minta aku bersama
Mengendera bahtera dan armada
Siap siaga menyerang kota
Jadi penyelamat rakyat jelata.
Akur dengan bujukan ‘mereka’
Walau kutahu bezanya.
Atas muafakat ‘mereka’ bersama
Sang kapitan mengangkat darjatku
Aku bakal mengemudi armada besar
Belum sempat aku mengendera
Tepat tiba suatu purnama
Malam yang bukan kepalang
Tatkala catatan-catatan mikraj ke langit
Malam itu aku
Terasa
Kesejukan menjalar
Merayap, seraya melata
Aku rebah.
Telusur kisah, peristiwa
Sang Wali suatu ketika
Malam yang sama
Insan biasa pembuat dosa
Dalam tidur dikejar ular besar
Ke sana ke mari
Merayu dia kepada seorang tua
“bantulah aku, tolonglah aku, ular besar kejar aku!”
Sang tua menangis tiada upaya, tiada daya.
Keringat menelangkup dahi
Dalam resahnya dia berlari
Tiba terjumpa
Sebuah gudang khazanah pusaka
Segera
Melompat masuk ke dalam
Lalu terjumpa putri tercinta
Sejak muda belia pergi meninggalkannya... sendiri.
Putri mulus penuh kesaktian
Ular yang mengejar tiada sepadan
Dengan mudah ia ditundukkan
Ternyata ia bukan ancaman
Si putri duduk dalam pangkuan
Tantangan mata, jua tatangan penuh makna
Walau tanpa bicara
Diusap janggut nan basah
Jadi penafsir peristiwa
Memetik firman suci Yang Maha Menerima
“belum sampaikah lagi masanya bagi orang-orang yang beriman,
untuk khusyuk hati mereka tunduk pada pengajaran Allah?”
butir-butir jernih tak tertahan
melimpahi takungan kelopak
insan ini yang dahulunya biasa-biasa sahaja
diangkat maqam
terjaga dia dengan kebasahan pada janggutnya yang tipis
aku jua terjaga
tapi ketika itu aku terduduk
aku terduduk...
Kampung Pinang
17 Disember 09
2.57 petang
Catat Ulasan