Jangan kau ambil piala dari tangan nafsu,
Jangan kau pinjamkan indera kepada kelazatan zahir
Jiwa kematian memanggil ke alam abadi
Jangan sekali lupa Ilahi

Kalam Nabawi mengajarkan ummat
Kepada Ilahi meratap munajat
“Rejab dan Syaaban kumohon berkat
Ramadhan kujejak dengan selamat”

Beralih hari terasa biasa cuma
Langsung tiada tertajalli
Mata basyari terdiam dari menyaksi keagungan
Hilal terbit petanda besar
Nan tak ramai tersedar
Apatah lagi berdebar
Pandangan nazari tak lepas dek akal
Tidak mampu melangkah ke pintu al-Rayyan
 
Tapi, ada 'unggas' dalam diri
Tercipta ia tak akan mati
Ke mana sahaja bisa meniti
Bak kata pujangga Hamzah Fansuri
"Unggas itu bukannya Baghdadi
Nentiasa berbunyi di alam jasadi
Tempatnya tamasya pada sekalian fu`adi
Itulah wujud menyatakan 'ahdi"

Terbit hilal petanda perintah
Wajib laksana tanpa bantah
Lapar sekalian perut insani
Haus terasa sedari pagi
Kamar bahagia harus dihindari

Apakah sebenar maksud taklif Ilahi?
Apakah kebodohan menyeksa diri?
Apakah Tuhan kejam tak terperi?
Menghalang segala fitrah manusiawi?
Sekali lagi mata basyari, pandangan nazari
Sekadar menyaksi dalam ilusi.
 
Unggas ini mampu melihat
Meneroboh jauh melintas hakikat
Beralih hari bukan biasa
Beralih hari penuh rahasia
 
Beralih hari berganti bulan
Bulan agung tanda kasihnya Tuhan
Yang Maha Wali mengeluarkan setiap insan
Dari bencana kegelapan-kegelapan
Dari nestapa dan kekecewaan
Dari kebodohan dan kebingungan

Tanzilan dari Ilahi
Diterima oleh makhluk suci
Habibi wa maulay Saiyidi Muhammad yang terpuji
PerintahNya terkandung hikmah tersembunyi
Itulah dia cahaya sempurna
Lambang kasih sayang Tuhannya 
Sayap Furqan tubuh Quran
Bisa mengendera sekalian hidupan
Bersama berjalan mencari teman
Bersama berjalan bertemu Tuhan

Hanya unggas ini mampu menyaksi
“Putihnya ia terlalu suci
Olehnya itu bernama ruhi
Mashafnya bersurat kufi”

Ayuh wahai insan sekaliannya
Ramadhan bukan hikayat ceritera
Bukan cuma amal berganda pahala
Ramadhan itu tersirat hakikat
Hakikat tiada mata terlihat
Melainkan dengan mata nurani
Memandang terus akan yang inti

Sang unggas penuh kasih mengendong visi
“Arasy Allah akan pengkalannya
Habib Allah akan taulannya
Bayt Allah akan sengkaranya
Menghadap tuhan dengan sopannya”



Batu 8 Gombak
10 pagi,  9 Ogos 2010