Bapak Muhammad Natsir |
Empat cara pulang bagi pemimpin dari perjuangan.
Dia pulang dengan kepala tegak,membawa hasil perjuangan.
Dia pulang dengan kepala tegak,tapi tangan di belenggu musuh
untuk calon penghuni terungku, atau lebih dari
itu, riwayatnya akan menjadi pupuk penyubur tanah perjuangan bagi para
mujahidin seterusnya.
Dia pulang. Tapi yang pulang hanya namanya. Jasadnya sudah
tinggal di medan jihad. Sebenarnya, di samping
namanya, juga turut pulang ruhnya yang hidup dan menghidupkan ruh umat
sampai tahun berganti musim, serta mengilhami para pemimpin yang akan tinggal
di belakangnya.
Dia pulang dengan tangan ke atas, kepalanya terkulai,hatinya
menyerah kecut kepada musuh yang memusuhi allah dan rasul. Yang pulang itu
jasadnya, yang satu kali juga akan hancur. Nyawanya mematikan ruh umat buat
zaman yang panjang entah pabila umat itu akan bangkit kembali, mungkin akan
diatur oleh Ilahi dengan umat yang lain,yang lebih baik, nanti ia “pemimpin”
dengan tanda kutip.
Adakalanya ada nakhoda berpirau melawan arus.
Tapi berpantang ia bertukar haluan, berbalik arah.
Ia belum pulang.
Mohammad natsir
Medan djihad, 24 agustus 1961 m/maulid 1381 h.
Catat Ulasan